468x60 Ads

Call of Duty : Modern Warfare 2


Sebelumnya, kita telah membahas Call of Duty 4 : Modern Warfare, nah sekarang kita membahas sequel dari game sebelumnya yaitu Call of Duty : Modern Warfare 2. 

Game ini merupakan kelanjutan dari Modern Warfare pertama. Pemain di asumsikan sebagai Sgt. Gary "Roach" Sanderson dalam Task Force 141 bersama Captain John "Soap" MacTavish (yang sebelumnya Sgt. kemudian dipromosikam menjadi Captain atas aksinya membunuh Zakhaev), Lieutenant misterius Simon "Ghost" Riley, PFC Joseph Allen di U.S. Army Ranger yang ditempatkan di Afghanistan serta Private James Ramirez, anggota dari 1st Battalion, 75th Ranger Regiment. Antagonis utama carita adalah Lieutenant General Shepherd dan Vladimir Makarov sebagai antagonis sekunder. Captain Price juga ikut ambil bagian di cerita ini.

5 tahun setelah apa yang terjadi di Modern Warfare 1, Pasukan Ultranasionalis mengambil alih Rusia dan mendeklarasikan Imran Zakhaev sebagai pahlawan rusia dan membuat patung dirinya di jantung Red Square. Lieutenant Zakhaev, Vladimir Makarov memulai aksi balas dendam dengan cara terorisme selama 5 tahun

Di Afghanistan pada tahun 2016, Private First Class Joseph Allen di U.S. Army Rangers membantu dalam mengambil alih sebuah kota dari para teroris dengan bantuan mobil humvee. Terkesan akan kemampuan bertempur Allen, General Shepherd merekrutnya ke Task Force 141. Sementara itu, 2 anggota Task Force lainnya, yaitu Captain John "Soap" MacTavish dan Sgt. Gary "Roach" Sanderson menyusup ke markas udara rusia di gunung Tian Shan untuk mengamankan Attack Characterization System (ACS). Mereka berhasil dalam misi tapi dihadang oleh beberapa tentara dan berhasil kabur menggunakan mobil salju. Allen kemudian dikirim dalam misi penyamaran di rusia untuk C.I.A. (Central Intelligence Agency) dengan nama samaran "Alexei Borodin", kemudian bergabung dengan Makarov dalam pembantaian warga sipil di Zakhaev International Airport (sebelumnya bernama Sheremetyevo International Airport) di Moscow. Sebelumnya, Makarov berpesan agar tidak satupun diantara mereka yang berbicara dengan bahasa rusia. Kemudian aksi terorisme Makarov pun dimulai. Mereka menembaki sema orang di bandara tanpa ada satupun yang dibiarkan hidup, tak lama kemudian petugas bandara dibantu oleh polisi anti huru - hara Rusia menghadang mereka. Mereka berhasil melarikan diri melewati polisi - polisi tersebut, saat Allen akan naik ke mobil ambulans untuk melarikan diri, Makarov tahu bahwa Allen adalah mata - mata amerika dan menembak Allen kemudian melarikan diri, meninggalkan jasad Allen untuk ditemukan polisi dan memecahkan perang antara Rusia dan Amerika.

Marah karena menganggap bahwa Amerika mendukung aksi terorisme, Rusia meluncurkan invasi kejutan di pesisir timur Amerika setelah melewati sistem peringatan sebelumnya. Sgt. Foley mulai memimpin pasukannya dari U.S. Army Rangers termasuk Pvt. James Ramirez untuk bertahan di pemukiman di Virginia utara terhadap pasukan penjajah. Kemudian mereka meneruskan menuju Washington D.C. dimana terdapat lebih banyak pasukan Amerika bertempur melawan pasukan Rusia untuk mengambil alih ibukota.

Sementara itu, pasukan Task Force 141 mencari bukti bahwa Makarovlah otak dibalik pembantaian massal di bandara Moscow sekaligus membuktikan bahwa dialah yang bertanggung jawab atas kematian Allen. Melalui jenis peluru yang digunakan Makarov, mereka menemukan seorang pemasok senjata yang memasokkan senjatanya ke pasukan Makarov yang bernama Alesandro Rojas di Rio de janiero, Brazil. Setelah pertempuran sengit dengan para Favela, akhirnya mereka berhasil menangkap Rojas. Mereka mendapat informasi dari Rojas bahwa terdapat musuh Makarov yang paling buruk, dikenal hanya sebagai "Tahanan 627". Setelah itu, mereka melarikan diri menggunakan helikopter lewat atap - atap rumah walaupun Roach sempat jatuh dan dikejar oleh para Favela.

0 komentar: